LIVE IN
PANTI ASUHAN BRAYAT
PINUJI
SUASANA PANTI ASUHAN BRAYAT PINUJI
Pada mata kuliah Corporate Philosophy kami
ditugaskan untuk “live in”
dipanti-panti sosial, misalnya Panti Asuhan, Panti Jompo, atau tempat-tempat
sosial lainnya. Kelompok kami memutuskan untuk “live in” dipanti asuhan. Nama panti asuhannya yaitu PANTI ASUHAN
BRAYAT PINUJI yang beralamat di Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo,
Yogyakarta. Panti asuhan ini terletak disekitar pegunungan Menoreh oleh sebab
itu suhu udara dikawasan sekitar panti terasa dingin. Panti asuhan Brayat
Pinuji begitu sepi karena jauh dari keramaian kota. Panti Asuhan Brayat Pinuji
adalah Panti sosial milik susteran OSF yang dikepalai oleh Sr.
Yovina, OSF yang mengurus anak-anak perempuan dari TK
hingga SLTA, meskipun untuk anak yang memasuki jenjang SLTA harus tinggal
diluar panti separti kos atau asrama. Jumlah anak yang tinggal di PA Brayat
Pinuji saat ini adalah 47 anak, 4 anak yang telah lulus SLTA yang sedang ngabdi
dengan 2 ibu asuh dan 20 karyawan lain. Anak-anak di PA Brayat Pinuji ini
datang dari berbagai daerah. Faktor penyebab anak-anak tersebut dimasukan ke
panti asuhan beragam mulai dari orang tua yang tidak lengkap, keluarga kurang
mampu, atau keluarga yang bermasalah. Mereka bisa masuk ke PA Brayat Pinuji
dengan cara mengisi formulir yang disediakan oleh panti, ataupun dibawa oleh
orang yang mengetahui PA Brayat Pinuji. Anak-anak PA Brayat Pinuji bersekolah
disekitar daerah panti. Mereka yang masih tinggal dipanti bersekolah disekolah
swasta katholik, disamping karena PA brayat Pinuji kepemilikannya oleh susteran
juga karena didaerah Boro warga katholik menjadi mayoritas disana. Mulai dari
TK anak-anak panti biasanya bersekolah di TK Santa Theresia Marsudirini,
kemudian di SD Santa Theresia Marsudirini Boro, SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.
Anak-anak pergi kesekolah dengan berjalan kaki karena antar panti dan sekolah
berjarak dekat. Panti asuhan ini menetapkan peraturan mutlak yang
tidak boleh dilanggar salah satunya tidak boleh membawa HP. Setiap anak panti memiliki donatur pribadi
atau yang sering mereka sebut sponsor. Sponsor untuk anak panti ini rata-rata
dari Negara lain.
Kegiatan anak dipanti sangat terjadwal. Mulai
dari bangun pagi mereka dijadwal pukul 04:15 kemudian melaksanakan piket yang
telah dibagi. Setelah piket selesai mereka bisa mandi dan bersiap-siap
kegereja. Misa digereja dimulai pukul 06:00 hingga 06:30. Pulang dari gereja
mereka sarapan pagi lalu berangkat sekolah akan tetapi bagi mereka yang piket
membersihkan ruang makan dan cuci piring mereka harus menyelesaikan tugas
dahulu sebelum pergi sekolah. Jam pulang sekolah mereka berbeda-beda akan
tetapi jadwal pulang sekolah disamakan yaitu makan siang lalu beristirahan.
Setelah sore tiba mereka mandi dan mempersiapkan diri belajar. Pukul 19:00
anak-anak makan malam selesai makan mereka piket lalu dapat melanjutkan
belajar. Pada saat pukul 21:00 adalah jadwal mereka berdoa malam. Setelah doa
selesai mereka bisa tidur.
Semua kegiatan yang dilakukan oleh anak panti
dijadwalkan sehingga segala aktifitas mereka teratur. Kebersihan sangat
terlihat disana karena saat pertama masuk yang paling terlihat adalah
lantainya. Walaupun lantainya masih berupa tegel masa dulu tapi setia tegel
seakan bisa kita gunakan untuk bercermin. Itu membuktikan bahwa kebersihan
sangat terjaga disana. Akan tetapi sangat disayangkan karena air disana pada
saat kami live in keruh, hal ini disebabkan PA Brayat Pinuji menggunakan sistem
tadah hujan karena pihak panti tidak mau menggunakan air PAM. Hubungan anak
satu dengan anak lain terlihat rukun, meskipun kadang kala mereka bertengkar
satu sama lain. Hubungan yang erat sangat kami rasakan saat melihat anak-anak
yang sudah lebih dewasa mengurus adik-adik mereka yang baru TK atau awal SD.
Saat pagi hari mereka mengatur adik-adik yang masih kecil mulai dari
membangunkan, mengawasi mandi, sampai adik-adik yang masih kecil siap untuk
kegereja. Kami tidak tahu bagaimana perasaan pribadi anak-anak panti ini,
apakah mereka senang hidup dipanti atau tidak. Ketika kami bertanya tentang
perasaan mereka, anak-anak itu hanya tersenyum.
Nilai yang ditanamkan di Panti Asuhan Brayat Pinuji yaitu
nilai keprihatinan. Mulai dari mereka dilarang membawa HP dan yang lain lagi
bagi mereka yang masih mempunyai orang tua dan orang tua mereka menitipkan uang
di suster uang hanya bias diambil dua kali dalam satu minggu, akan tetapi bagi
mereka yang tidak mendapat uang dari orang tua, mereka tidak bisa mengambil
uang saku di suster. Walaupun terkesan kurang adil bagi yang tidak mendapat
uang dari orang tua tapi mereka yang mempunyai uang untuk jajan mereka akan
membagi makanan yang mereka beli untuk teman-teman mereka yang tidak mendapatkan
uang saku. Terkadang ada pula para donatur yang tidak tetap berkunjung dan
memberi uang untuk setiap anak, dengan begitu semua anak bisa merasakan jajan
disekolah
nilai yg saya peroleh...
Nilai yang
bisa saya peroleh setelah tiga hari hidup bersama anak panti Brayat Pinuji
yaitu nilai keprihatinan disaat alat
komunikasi canggih banyak beredar anak-anak dipanti ini bisa tertawa bahagia
tanpa gadgets. Mereka bisa menyayangi satu sama lain tanpa gangguan SMS atau
BBM. Nilai selain itu adalah keikhlasan,
keikhlasan untuk menerima keadaan mereka yang kurang diperhatikan orang tua
atau bahkan ditinggalkan orang tua tanpa kabar seakan mereka dibuang begitu
saja. Andaikan sewaktu kemarin kami boleh tidak live in, saya yakin banyak dari kami yang tidak akan live in.
Mereka menerima kehidupan dipanti asuhan meskipun dari senyuman mereka saya
melihat suatu kesedihan. Kalau mereka bisa memilih pasti mereka menolak untuk
tinggal dipanti asuhan, tapi itu pilihan supaya kelak kehidupan mereka bisa
berubah. Mereka menyayanggi teman mereka seperti kakak atau adik mereka,
mungkin dengan begitu segala beban atau perasaan sakit mereka bisa tertutupi
oleh kebahagiaan tinggal dipanti. Selain itu mereka bisa menghargai apa itu
perbedaan, dimana meski mereka bukan saudara kandung tapi mereka saling perduli
melebihi orang-orang diluar panti yang berkeluarga lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar